DPC GWI Pandeglang Menilai Kiriman Sampah Dari Tangsel Salah, Disaat Sampah Di Pandeglang Berserakan Puluhan Ton

Banslpos.com, Pandeglang Banten | Hasil dari survei mahasiswa yang tergabung dalam Komunitas Mahasiswa Pencinta Alam Universiatas Matahlul Anwar dan STKIP Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Babunnajah Menes. Puluhan ton sampah liar di wilayah Kabupaten Pandeglang diabaikan oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH). Kondisi ini bertentangan dengan adanya kesiapan Kabupaten Pandeglang yang siap menerima sampah dari Kota/Kabupaten lain.
Marsuni dari komonitas mahasiswa pencinta alam menyamapaikan dari hasil survai dan observasi di lapangan banyak titik wilayah di 35 Kecamatan menjadi tempat pembuangan sampah liar di wilayah Kabupaten Pandeglang. Kalau dikalkulasi jumlahnya bisa puluhan ton sampah liar di Pandeglang dan itu tidak ada penangan baik dari Kecamatan maupun dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pandeglang.
"Rata-rata sampah liar bertumpuk di pinggir jalan raya dan jembatan, adapun jenis sampah kebanyakan sampah rumah tangga dan jenis plastik," ungkapnya kepada Kabar Banten.
Lanjut, lebih parahnya kondisi ini diabaikan oleh pemerintah baik desa maupun kecamatan, sampai dengan Dinas Lingkungan Hidup, bahkan dibeberapa wilayah selatan Pandeglang ada TPA ilegal yang sumber sampahnya dari pasar itu dibiarkan. Banyaknya sampah liar harusnya menjadi perhatian pemerintah kabupaten Pandeglang.
"Pandeglang harusnya serius dalam penangan sampah di lokal, jangan hanya mengendepankan kerjasama penanganan sampah dari luar daerah. Karena bicara menjaga lingkungan agar tetap lestari tifak selalu bicara keuntungan saja tapi bagimana caranya kedepan lingkungan tetap terjaga untuk anak cucu kita," paparnya.
L. Irawan, Sekretaris Gabungnya Wartawan Indonesia (GWI) Kabupaten Pandeglang, menyampaikan kepada awak media dengan masih banyaknya persoalan sampah liar yang ada di wilayah Kabupaten Pandeglang hal ini tentunya harus menjadi perhatian pemerintah daerah karena kalau dibiarkan akan menjadi bumerang. Sebelum melangkah lebih jauh ngurus sampah dari wialayah lain kondisi pengelolaan sampah lokalnya harus bagus dulu.
"Untuk mengurus lingkungan itukan bukan hanya bicara keuntungan tapi harus bicara dampak negatifnya, apa lagi pengelolan sampah lokal saja Pandeglang masih belum bisa akibatnya masih banyak lingkungan kontor dan menjadi sumber penyakit," paparnya.
Lanjut L. Irawan, selain menangani sampah liar DLH juga harus melakukan edukasi masif kepada masyarakat agar tidak mebuang sampah sembarangan, membangun kesadaran warga supaya bisa memliah sampah langsung dari sumber mana organik, mana non organik.
"Dinas Lingkungan Hidup jangan hanya fokus cari untung saja, tapi harus mau membenahi sampah lokal yang ada di Pandeglang kalau di lokal sudah beres baru pengelolan sampah dari luar. Saya percaya dengan survai dari teman - teman mahasiswa karena saya sendiri melihat masih banyak sampah liar yang terabaikan," pungkasnya.
Lajut L. Irawan, harusnya Pemda Pandeglang melalui DLH bisa mengolah sapah secara Produktif dan bisa bermanfaat bagi Pemda Pandeglang, Contoh sampah organik bisa dijadikan Pupuk dan pakan magot, sampah plastik bisa dijadikan kerajinan tangan. Jelasnya.
DLH Pandeglang bisa mengandeng SKPD lainya seperti DKUKMPP dan Dinas Pertanian. (Ira/Red)