RSUD Berkah Kabupaten Pandeglang Gaduh, Ketua Komisi IV DPRD Pandeglang Desak Berikan Pelayanan Optimal

Banselpos.com, Pandeglang, Banten - Belakangan ini, RSUD Berkah Kabupaten Pandeglang gaduh oleh pemberitaan di sejumlah media online. Lantaran, sejumlah persoalan sedang di soroti oleh praktisi layanan kesehatan dan aktivis di Kabupaten Pandeglang.
Dan ternyata, bukan hanya praktisi dan aktivis saja yang sedang menyoroti RSUD Berkah Kabupaten Pandeglang, Komisi IV DPRD Kabupaten Pandeglang pun sedang menyikapi dan mempertanyakan hal yang sama. Terbukti, Komisi IV telah melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dan memanggil pihak Dirut RSUD, bahkan telah Dua kali dilakukan.
"Komisi IV telah melakukan RDP dengan Dirut RSUD Berkah Pandeglang, bahkan telah dilakukan Dua kali dalam sepekan. Bahkan, RDP sudah dilakukan sebelum adanya ramai pemberitaan di media online," ungkap Ketua Komisi IV DPRD Pandeglang, TB. Udi Juhdi, SE, Minggu (16/03/2025).
Pada RDP tersebut ada beberapa persoalan yang kami bahas. Pertama, kata Tb. Udi Juhdi, soal capaian PAD yang merosot pada tahun 2024 lalu, jauh dari target. Kemudian, bahasan kedua, soal kondisi sepinya pasien di RSUD Berkah, miris melihat kondisi RSUD Berkah yang sekarang terlihat sepi di banding Rumah Sakit dan klinik swasta lainnya yang ada di Kabupaten Pandeglang, ini akan menjadi fokus kami dari komisi 4 untuk terus melakukan pengawasan.
"Persoalan sepinya pasien di RSUD Berkah, Dirut RSUD beralasan karena sekarang rujukan dari Puskesmas itu berjenjang, tidak bisa langsung serta merta rujukan dari Puskesmas langsung ke RS kelas B, harus ke kelas D dulu, yakni klinik klinik dan RS kelas D, setelah full kelas D nanti rujukan itu ke kelas C, berarti RS kelas B itu sisa dari kelas D dan C saja," imbuhnya.
Maka dari itu, lanjut Tb. Udi, nanti selanjutnya Komisi IV akan memanggil pihak BPJS, karena yang memiliki aturan rujukan berjenjang itu adalah BPJS, dan kami akan mendorong BPJS untuk mengubah aturan itu. "Kepada Dirut RSUD, kami juga menyampaikan faktor faktor lainnya hingga RSUD tidak begitu diminati oleh pasien warga Kabupaten Pandeglang. Selain dampak dari sepinya pasien, yang akhirnya berdampak kepada kemerosotan capaian PAD tahun 2024, faktor lainnya adalah kurang ramahnya pelayanan di RSUD Berkah, itu salah satu faktor lain juga," jelasnya.
Kami mendesak RSUD Berkah memberikan layanan kesehatan yang optimal sesuai dengan SOP, dan mengedepankan kesantunan dalam memberikan pelayanan terhadap pasien. Agar, sambungnya, RSUD Berkah diminati oleh pasien masyarakat kabupaten Pandeglang, dan terapkan Senyum Salam Sapa (3S).
"Kaitan soal ketersedian obat di RSUD Berkah, menurut pihak RSUD mereka mengaku ketersediaan obat ready (Ada-red), makanya kok kelangkaan obat juga ternyata di soroti. Hasil RDP bahwa ketersediaan obat ready, sementara fakta di lapangannya hal itu jadi bahasan juga, faktanya apa? karena pihak RSUD mengkalim ketersediaan obat itu ada," tandasnya.
Lebih lanjut Ketua Komisi IV menuturkan, ada kekhawatiran dari kami melihat kondisi RSUD Berkah sekarang. Pada saat sekarang, kata dia, RSUD Labuan belum beroperasi, tapi kondisi RSUD Berkah sudah seperti itu, apalagi kalau RSUD Labuan sudah beroperasi, habis itu pasien di Kabupaten Pandeglang ke sana semua berobat dan perawatannya. "Kami menganggap hal ini penting, bahkan dalam sepekan ini, kami sudah Dua kali memanggil RSUD Berkah. Karena kita mengkhawatirkan kondisi RSUD Berkah yang kita khawatirkan kedepan akan pailit kalau tidak ada perubahan," ujarnya.
Intinya, kata dia, komisi IV mendesak RSUD Berkah untuk memberikan pelayanan yang optimal sesuai SOP, kemudian ramah lah kepada pasien atau warga masyarakat, terapkan Senyum Salam Sapa (3S). Komisi IV akan terus mencoba mencari tau apa kendalanya dan nanti solusinya seperti apa. "Kami akan segera memanggil pihak BPJS, agar aturan rujukan itu di bebaskan kembali, dan Puskesmas itu bisa merujuk langsung ke RSUD berkah tanpa harus berjenjang. Agar RSUD Berkah kedepannya menjadi Rumah Sakit yang lebih baik. Terlebih kondisi sekarang sudah banyaknya kompetitor layanan kesehatan lainnya," tutupnya.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, RSUD Berkah Kabupaten Pandeglang disoroti aktivis dan praktisi layanan kesehatan, dari mulai pelayanan kesehatan yang tidak ramah, kelangkaan obat obatan, hingga ada dugaan krisis anggaran yang berakibat kemungkinan bangkrut. Namun hingga kini, Direktur RSUD tidak menanggapi konfirmasi wartawan. (WAN/02)