Ada Pungli di Puskesmas Patia, Kapus Patia: Akan Saya Laporkan Ke APH

Banselpos.com, Pandeglang, Banten - Oknum Pegawai Puskesmas Patia Kecamatan Patia Kabupaten Pandeglang, Banten, kedapatan melakukan Pungutan Liar (Pungli-red) kepada pasien. Ternyata, perbuatan Pungli tersebut, menurut Kepala Puskesmas Patia, Nuraeni, Amd, Kep, sudah terjadi beberapa kalinya, namun dengan pelaku berbeda.
Hal itu mengemuka ketika beberapa wartawan diundang ke kantor Puskesmas Patia untuk wawancara adanya persoalan pungli yang dilakukan oknum pegawai Puskesmas Patia. Nuraeni dengan gamblang mengakui bahwa perbuatan tersebut benar dilakukan oleh pegawainya. "Bahkan kejadian (Pungli-red) kali ini, merupakan kali kedua dan sudah di konfirmasi kepada yang bersangkutan," kata Kapus Patia, Nuraeni kepada wartawan, Senin (28/10/2024).
Setelah saya konfirmasi kepada perawat yang bersangkutan, kata Kapus Patia, memang ada kejadian ini, dan sudah saya bereskan dengan pihak keluarga pasien, bahkan saya sudah menggantinya (Uang Pungli-Red). "Ketika saya konfirmasi ke bidan yang bersangkutan "D", dia malah sewot bahkan saya bilang di grup WA, saya akan laporkan hal ini ke Aparat Penegak Hukum (APH)," bebernya.
Lebih jauh Kapus Patia Nuraeni menuturkan, dari dulu kata Nuraeni, dirinya sudah menginstruksikan jangan ada hal-hal seperti itu tapi masih saja ada lagi, ini yang kedua kalinya dengan orang yang berbeda. "Saya bingung harus gimana lagi untuk menghadapinya dengan berbagai macam alasan dari mereka, tapi dia juga "D" sudah mengakui adanya kejadian tersebut, mungkin itu variasi dari berbagai pekerja," tuturnya.
Sementara itu, ditempat yang sama, pasien korban Pungli oknum pegawai Puskesmas Patia, "I", seorang warga Kampung Jeurang Desa Patia Kecamatan Patia, dihadapan Kapus Patia menjelaskan kronologis kejadian hingga dirinya di pungut biaya oleh oknum pegawai Puskesmas Patia. Dia menjelaskan sama persis apa yang di ungkapkan sebelumnya pada awak media di kediamannya. "Sekitar dua bulan yang lalu istri saya mendadak sakit saat sedang bekerja di sawah memanen padi, kemudian di bawalah berobat ke Puskesmas Patia," ungkap suami pasien berinisial "I".
Pada saat itu, lanjut "I", menjelang Dzuhur saya membawa istri saya ke puskesmas dan langsung mendapatkan perawatan, awalnya saya mau bayar biasa saja, tapi sesuai dengan arahan bidan Ela, kalau tidak ada BPJS menggunakan KTP saja. "Setelah istri saya merasa sudah agak mendingan, pada ujungnya saya dipinta uang oleh bidan "D" dengan alasan untuk biaya kebersihan serta keamanan sebesar Rp.100.000, malah awalnya di pinta Rp.350.000," paparnya. (Wan/01).