Tiga Siswa Menunggak SPP, SDIT di Cikedal Kabupaten Pandeglang, Pulangkan Siswanya Pada Jam Sekolah

Tiga Siswa Menunggak SPP, SDIT di Cikedal Kabupaten Pandeglang, Pulangkan Siswanya Pada Jam Sekolah

Banselpos.com, Pandeglang, Banten | Tiga Orang Siswa Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Insan Cendikia Mathlaul Anwar (ICMA) di bawah Naungan Yayasan Islamic Centre Herwansyah Cikedal Kabupaten Pandeglang, tega memulangkan anak didiknya saat jam pelajaran berlangsung, Karena menunggak SPP.

M. Farraz Athilla Ahza (10), M. Faezya Athalla Febrian (11) dan M. Fattan Atharva Ghazi (7), dikenal Murid berprestasi yang dikeluarkan oleh pihak Sekolah, lantaran tak bisa membayar SPP sebesar 42 juta rupiah.

Tindakan diskriminasi oleh pihak Sekolah tersebut membuat trauma psikis yang harus dialami oleh Farhat dan Defi Fitriani warga kecamatan Menes, kabupaten Pandeglang, Banten. Ketiganya bersaudara yang masih duduk di kelas, 2, 4, dan 6.

Ironisnya, Sekolah yang seharusnya menjadi teladan dalam menerapkan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan, tapi tidak memberikan kesempatan kepada 3 anak tersebut, biarpun Prestasi Akademis mereka telah diakui dengan banyak Sertifikat Penghargaan.

Farhat beserta Defi selaku orang tua murid menceritakan, 3 anaknya di keluarkan oleh pihak Sekolah tersebut sebab tidak membayar SPP," iya pak, anak kami di keluarkan oleh pihak Sekolah tersebut, hanya karna belum membayar tunggakan SPP bulanan sebesar 42 juta," ungkap Farhat .

Berdasarkan Pasal 34 ayat (2) UUD 1945, pemerintah dan pemerintah daerah wajib menjamin terselenggaranya wajib belajar minimal pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya. Namun, satuan pendidikan dapat melakukan pungutan atau sumbangan biaya pendidikan dengan syarat dan ketentuan tertentu.

Sedih dirasakan Farhat saat melihat ketiga anaknya diantar Pulang oleh Guru ke Rumah Kontrakan mereka. Farhat mengaku sempat memelas agar kembali diberi kelonggaran untuk membayar tunggakan SPP secara dicicil, namun tidak diindahkan,

Menurut Orang Tua Siswa "Sebelumnya kami sudah memohon kepada pihak sekolah kenapa anak kami di keluarkan secara tidak nurani seperti itu. dan kami memohon kepada pihak Sekolah Agar anak saya jangan di Pulangkan pada saat Jam Pelajaran berlangsung, tapi apa pak malah saat belajar ketiga anak saya di haruskan pulang, apakah sekolah tidak memiliki toleransi?," ucap Farhat kepada wartawan kamis (24/10/2024) di rumahnya.

Rasa pilu dan kecewa pun menyelimuti Farhat, saat melihat ekspresi sedih pada wajah ketiga anaknya ketika tiba di Rumah dengan diantar oleh Gurunya menggunakan mobil. 

"kami kecewa pak, bukan saja karna dikeluarkan, namun secara tidak langsung, anak kami kena mental pak, bayangkan saja oleh bapak," jelasnya.

Defi Fitriani ibu dari ketiga Siswa tersebut," menjelaskan kepada banselpos.com, kami tidak habis pikir pak, kok tega yaa, memulangkan anak didik saat sedang belajar, saya sendiri sedih pak, selaku ibu, padahal bapaknya Sudah memohon, agar tidak di Pulangkan saat Jam Pelajaran atau di Sekolah. Kami juga sadar, kami belum sanggup bayar SPP, sebab kami tidak punya pak, ini kontrakan saja kami belum bayar 3 bulan pak" ucap Defi Fitriani sambil berlinang air mata.

Lanjut Defi, kami juga akhirnya tak bisa berbuat apa-apa, hanya pasrah dengan keadaan tersebut," yaa bagaimana lagi pak, jika memang pihak Sekolah tersebut sudah tidak miliki hati nurani, ya kami hanya bisa pasrah," jelas Defi.

Kami selaku orang tua tak ingin anak kami tertinggal dalam pelajaran," anak-anak kami, Alhamdulillah semua berprestasi, banyak sudah Prestasi yang diraihnya pak. jadi agar tidak ketinggalan mata pelajaran, kami juga lakukan belajar, melalui kurikulum merdeka di rumah," jelasnya.

Sebagai Lembaga Pendidikan yang seharusnya mencerdaskan anak bangsa sangat tidak pantas.

Kejadian tersebut harusnya menjadi persoalan serius, bagi Menteri Kabinet Presiden Prabowo Subianto, agar tujuan untuk mencerdaskan anak bangsa tercapai dan juga tidak ada lagi pihak sekolah yang semena memulangkan murid hanya karna menunggak SPP di kalangan sekolah swasta khusus.

Beberapa Awak Media mengkonfirmasi terkait hal tersebut ke pihak Sekolah, tidak dapat masuk ke lingkungan sekolah dan menanyakan langsung ke Manajemen sekolah dikarenakan harus membuat janji terlebih dahulu. Menurut Satpam Sekolah Tersebut kepada Awak Media," maaf pak jangan mengambil gambar sembarangan,".

Sampai berita ini di terbitkan, Pihak Sekolah belum dapat dikonfirmasi, dan Memberikan Tanggapanya. (Irawan/Red)